Analisis Jurnal: HIV DAN AIDS PADA IBU MENYUSUI
HIV
DAN AIDS PADA IBU MENYUSUI
(KESEHATAN
REPRODUKSI)
Sebuah berita mengenai HIV dan AIDS yang
dituliskan oleh Ikanubun (2016) disebuat artikel berita Liputan6.com
menyebutkan bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di
Sulawesi Utara dalam dua puluh tahun ini mencapai 1.950 orang. Penderita ini
diantaranya 31 orang berumur di bawah 1 tahun. Kepala Seksi Wabah dan
Bencana Dinkes Sulut memperkirakan virus itu ditularkan melalui ibu yang
terinfeksi saat hamil. Data akumulatif Dinkes Sulut menunjukkan umur paling
rentan terserang HIV/AIDS adalah usia produktif 20-29 tahun. Kedua dan ketiga
terbanyak adalah usia 30-39 sebanyak 610 penderita dan 40-49 tahun berjumlah
302 penderita. Sedangkan dari jenis pekerjaan, pekerja sektor swasta terbanyak
berjumlah 592 orang, ibu rumah tangga 374
orang, pelaut 92 orang, mahasiswa 73 orang dan siswa 13 orang.
Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinkes Sulut
mengingatkan masyarakat untuk menghindari pola hidup yang bisa memicu seseorang
jadi penderita yaitu menghindari gonta-ganti pasangan seksual, berhubungan
badan tanpa pengaman, dan hubungan sesama jenis serta warga dianjurkan untuk segera memeriksakan dirinya. Upaya
pencegahan oleh pemerintah dengan menyediakan obat untuk menekan replikasi
virus. Obat telah tersedia di beberapa rumah sakit daerah Sulut dan gratis. Penderita
juga akan didampingi konselor dan kerahasiaan identitasnya dijamin (Ikanubun,
2016).
Kasus HIV dan AIDS yang terjadi di
Sulawesi Utara yaitu telah terjadi penularan HIV dan AIDS dari ibu kepada anak.
Menurut Maryunani dan Puspita (2013), Acquired
Immuno Deficiency Syndrme (AIDS) adalah sindroma dengan gejala penyakit
infeksi oportunitik atau kanker tertentu akibat menurunnya kekebalan tubuh oleh
infeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Penularan HIV terjadi saat cairan tubuh mengandung HIV saat berhubungan
seksual dengan pengidap HIV, jarum suntik, alat penusuk (tato, penindik,
cukur), ibu hamil yang menidap HIV kepada janin, atau disusui oelh ibu dengan
HIV. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV positif juga dapat menularkan kepada bayi
yang disusui Maryunani dan Puspita (2013).
Di Dunia jumlah infeksi baru HIV pada
tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak
berusia <15 tahun. Jumlah kematian sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3
juta dewasa dan 190.000 anak berusia <15 tahun. Di Indonesia, HIV AIDS
pertama kali ditemukan pada 1987 di provinsi bali dan sekarang sudah menyebar
ke 386 kabupaten/kota. Jawa tengah menempati posisi ke 7 terbesar menderita HIV
AIDS dari total keseluruhan provinsi di Indonesia. Pemerintah telah melakukan
upaya penanggulangan HIV AIDS dengan bekerjasama dengan lembaga didalam dan
diluar negeri (Kenkes RI, 2014).
Dampak penyakit HIV AIDS menurut
penelitioan yang dilakukan oleh Pradita & Sudibia (2014) adalah dampak
sosial meliputi perubahan rapat, intensitas berkunjung kerumah keluarga dan
kerabat, intensitas gotong royong dan intensitas menghadiri undangan adat.
Dampak ekonomi yaitu mengalami perubahan jam kerja, sedangkan dampak psikologi
yaitu stress, frustasi, kecemasan, kemarahan, penyangkalan, rasa malu, dan
berduka. Dampak HIV pada janin adalah
Upaya penanggulangan dari pemerintah
dengan mengadakan penyuluhan intensif tentang HIV AIDS, memberikan ARV, PMTCT
dan VCT dalam bidan kesehatan. Ikut memberantas penggunaan narkoba karena
memicu penularan HIV AIDS melalu jarum suntik. Menurut jurnal penelitian
Linguissi (2018), Human Immunodeficiency Virus (HIV) epidemi terus menjadi
masalah utama kesehatan. Sejak 2012, ada kekurangan informasi dari RoC tentang
HIV angka kejadian dan prevalensi, efektivitas program HIV nasional, peluncuran
ART, pasien kepatuhan pada penelitian pengobatan, operasional dan penelitian
sains dasar tentang HIV / AIDS, dan pendanaan donor dan dampaknya dari RoC.
Kami melakukan penelaahan terhadap literatur yang ada tentang HIV di RoC
memfokuskan ulasan kami pada tren prevalensi, keefektifan HIV saat ini program
nasional, peluncuran ART, kepatuhan pasien terhadap antiretroviral (ARV),
ketahanan terhadap ARV, biaya pengobatan dan masalah operasional yang
mempengaruhi program HIV / AIDS di RoC. Menyoroti beberapa bidang prioritas
penting untuk meningkatkan HIV / AIDS layanan, program dan kegiatan penelitian
di Republik Kongo.
Peran Bidan dalam penatalaksanaan HIV
AIDS dengan merujuk ibu dnegan HIV AIDS ke rumah sakit. Tatalaksana HIV pada
kehamilan sebaiknya dilakukan oleh tim multidisiplin meliputi dokter yang ahli
HIV AIDS, dokter spesialis Obstetri dan gynekology, bidan ahli dan dokter
spesialis anak. Pemberian edukasi ibu mengenai prilaku seks yang aman dan
penggunaan kondom untuk mencegah penularan, penggunakan kontrasepsi jangka
panjang, memeriksakan HIV seluruh anaknya. Jika bayi positid HIV ibu dianjurkan
memberikan ASI ekseklusif 6 bulan, setelah 6 bulan bayi diberikan MP-ASI dengan
asi tetap dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Bina Kesehatan Ibu, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Bina Kesehatan Ibu. (2013). Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: WHO
Country Office for Indonesia.
Ikanubun.
(2016). Tertular lewat ibu, pulahan bayi di sulut mengidap HIV AIDS. Artikel. (Online)
(https://www.liputan6.com/regional/read/2444829/ tertular
-lewat-ibu-puluhan-bayi-di-sulut-mengidap-hivaids,
diakses pada 10 November 2018)
Kementrian Kesehatan RI. (2014). Pusat data dan Informasi: Situasi dan Analis
HIV AIDS. Jakarta: Kemenkes RI
Maryunani dan Puspita. (2013). Asuhan Kegawatdarurata Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Trans Info Media
Pradita, Dewa & Sudibia. (2014).
Analisis dampak Sosial, ekonomi, dan psikologis penderita HIV AIDS di Kota
Denpasar. Jurnal Buletin Studi Ekonomi. Volume
19 nomor 2 Agustus 2014.
Lingussi. (2018). Achieving Sustainable
Development Goals for HIV/AIDS in the Republic of Congo − Progress, Obstacles
and Challenges in HIV/AIDS Health Services.
International Journal of Infectiious Diseases. (Onine)(https://doi.org/10.1016/j.ijid.2018.10.009,
diakses pada 10 November 2018)
Komentar
Posting Komentar