Instrumen Evaluasi Pembelajaran Bidan


MEMBUAT INSTRUMEN EVALUASI CT
A.    DOPS
DOPS adalah penilaian kemampuan klinik residen dalam melakukan suatu tindakan medik pada pasien. DOPS mudah dilakukan secara rutin oleh supervisor yang bertugas di berbagai situasi, seperti poliklinik, ruang rawat inap, maupun IGD, dan hanya memerlukan waktu 15-20 menit untuk dapat mengevaluasi kemampuan residen dalam melakukan tindak medis secara keseluruhan, dan kemudian diikuti umpan balik selama 5 menit. DOPS telah terbukti merupakan alat yang valid untuk dapat kemampuan residen dalam melakukan tindak medis. Supervisor yang bertugas dianjurkan untuk melakukan minimal 1 kali DOPS per residen tiap kompetensinya.

B.     BEDSIDE TEACHING (BST)
1.      Pengertian
Bedside Teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien dimana pembelajaran mengaplikasikan kamampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara integrasi (LaCombe, MA, 1997). Bedside Teaching memberikan kesempatan kepada pembimbing klinik agar dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk menguasai keterampilan procedural, menumbuhkan sikap professional, mempelajari perkembangan biologis/fisik, melakukan komunikasi dan pengamatan langsung (Nursalam, 2007).
2.      Tujuan Bedside Teaching
a.       Peserta didik mampu menguasai keterampilan prosedural.
b.      Menumbuhkan sikap profesional.
c.       Mempelajari perkembangan biologis/fisik.     
d.      Melakukan komunikasi dengan pengamatan langsung
3.      Prinsip Dasar Bedside Teaching
a.       Adanya kesiapan fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik dan klien.
b.      Jumlah peserta didik dibatasi idealnya 5-6 orang.
c.       Diskusi di awal dan akhir demonstrasi di depan klien dilakukan seminimal mungkin.
d.      Lanjutkan dengan redemonstrasi.
e.       Kaji permasalahan peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang dilakukan.
f.       Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum pernah diperoleh peserta didik sebelumnya,atau apabila peserta didik menghadapi kesulitan penerapannya.
4.      Fase-fase Pelaksanaan
a.       Pre-Conference/Briefing
1)      Menentukan kasus yang akan dihadapi, tujuan spesifik yang ingin dicapai oleh peserta didik dan criteria evaluasi.
2)      Persiapan peserta didik sebelum bertemu dengan klien, yang meliputi : menanyakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik sebelumnya, menanyakan permasalahan peserta didik yang memerlukan bantuan pembimbing.
3)      Berikan peserta didik penjelasan tentang pedoman pelaksanaan.
4)      Persiapan klien dan jelaskan tujuan pertemuan.
b.      Implementasi/Demonstration and Inclusion of Microskills
1)      Memberikan kesempatan peserta didik untuk melihat bagaimana pembimbing berinteraksi dengan klien.
2)      Memberi kesempatan peserta didik melakukan keterampilan teknik procedural dalam rangka memberikan asuhan kebidanan dengan supervise.
3)      Memfasilitasi belajar aktif peserta didik dengan memberikan pertanyaan berkaitan dengan apa yang dilakukan peserta didik dan mengapa itu dilakukan.
4)      Mengobservasi kemapuan klinik peserta didik dan mengobservasi interaksi peserta didik dengan klien.
c.       Post-Conference/Debriefing
1)   Membahas hal-hal yang telah dilakukan pada saat implementasi.
2)   Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk memberikan masukan atau menyampaikan pertanyaan.
3)   Berikan umpan balik pada peserta didik baik yang positif maupun yang negatif. Mulailah umpan baik yang positif dengan memberikan penguatan baik pujian dan dorongan untuk lebih baik lagi.
4)   Koreksi kesalahan peserta didik dengan menunjukkan atau menjelaskan bagaimana melakukan keterampilan klinik tersebut dan bagaimana mengingatkannya.
5)   Menemukan kendala yang dihadapi dan mencari cara untuk mengatasinya.
6)   Mengukur tingkat pencapaian tujuan praktik saat itu.
d.      Evaluasi
1)      Menilai kemapuan intelektual, teknikal dan interpersonal peserta didik.
2)      Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menilai cara dan metode yang dilaksanakan pembimbing.
3)      Mencari cara yang lebih efektif yang digunakan untuk meningkatkan metode pembelajaran.

C.    TUTORIAL  KLINIK
Tutorial merupakan salah satu kegiatan pada strategi pemebelajaran dengan metode PBL (problem centered learning). Proses pembelajaran pada metode ini berpusat pada mahasiswa (SCL=Student centered learning). Manfaat PBL antara lain memberikan bantuan mahasiswa simulasi berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna sehingga dapat berfungsi sebagai bantu loncatan untuk melakukan alanilis dan keterampilan mengatasi masalah, selain itu juga membelajarkan mahasiswa perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran dewasa, meningkatkan kemampuan komunikasi dan bekerja dalam tim dan meningkatkan kemampuan mahasiswa belajar aktif mandiri.

D.    REFLEKSI KASUS
Refleksi kasus adalah bentuk penugasan kepada mahasiswa dari aspek tertentu diagnosis, terapi atau prognosis.

E.     VIGNET PEMERIKSAAN PANGGUL
1.      Seorang perempuan umur 25 tahun G1P0A0Ah0 UK 8 minggu datang ke BPS pertama kali. Ibu mengatakan khawatir persalinan tidak bisa secara normal karena kakak kandungnya melahirkan anak pertama melalui operasi atas indikasi panggul sempit.
Pemeriksaan apa yang bidan lakukan untuk mengatasi kekhawatirkan ibu?
a.       Pemeriksaan leopold
b.      Pemeriksaan TBJ
c.       Pemeriksaan Palvimetri
d.      Pemeriksaan USG
e.       Pemeriksaan rotgen
2.      Seorang bidan bekerja di Puskesmas sedang melakukan pemeriksaan panggul luar. Bidan melakukan pemeriksaan konjugata eksterna ibu hamil.
Bagaimana cara pemeriksaan yang akan dilakukan bidan?
a.       Mengukur jarak antara tulang spina iliaka anterior superior dekstra dengan tulang spina iliaka anterior superior sinistra
b.      Mengukur jarak antara tulang krista illiaka dekstra dengan tulang krista illiaka sinistra
c.       Mengukur jarak tepi atas simpisis, pertengahan antara SIAS ke trokhanter mayor, spina illiaka anterior posterior kanan, spina illiaka anterior posterior kiri dan lumbal ke lima
d.      Mengukur jarak antara tepi atas simpisis dan SIAS anterior
e.       Mengukur jarak antara tepi atas simpisis dan ujung spinosus ruas tulang lumbal kelima
3.      Seorang perempuan datang ke BPS untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Bidan melakukan pemeriksaan panggul dengan hasil diameter anteposterior sama dengan diameter transversa bulat. Bidan menjelaskan bahwa panggul ini adalah bentuk panggul yang paing ideal dan ditemukan pada 45% wanita.
Berdasarkan ciri-ciri panggul yang di jelaskan bidan, apakah bentuk panggul wanita tersebut?
a.      Panggul ginekoid
b.      Panggul android
c.       Panggul antropoid
d.      Paggul platipeloid
e.       Panggul meloid
4.      Seorang Perempuan umur 23 tahun G1P0A0Ah0 UK 6 minggu datang ke BPS pertama kali. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan panggul luar. Hasil pemeriksaan yang menunjukan lingkar panggul luar 70cm.
Tindakan apa yang harus dilakukan bidan?
a.      Melakukan rujukan ke RS
b.      Melakukan USG
c.       Memberikan KIE proses persalinan
d.      Memberikan KIE Gizi
e.       Menganjurkan ibu untuk SC
5.      Seorang perempuan umur 20 tahun G1P0A0Ah0 UK 9 minggu datang pertama kali ke BPS untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Hasil pemeriksaan didapatkan keadaan ibu baik, cm, TD: 120/80mmHg, RR: 20 kali/menit, N: 80 kali/menit. Pemeriksaan antropometi TB: 150cm, BB: 60 kg, Lila: 24cm.  Bidan juga melakukan pemeriksaan panggul luar pada Ny. Deina. Bidan mengatakan bahwa ibu  diduga mengalami kelainan panggul sempit.
Apakah hal yang mendasari dugaan bidan tersebut?
a.       Pada primigravida dengan kepala janin belum turun pada 1 minggu menjelang persalinan
b.      Kelianan letak hamil pada kehamilan aterm
c.       Ibu hamil dengan kelainan kifosis
d.      Ibu hamil dengan tinggi 150cm
e.       Ibu dengan kelainan kaki pendek sebelah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CRITICAL THINKING INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

ETIKA BERKOMUNIKASI DENGAN DOSEN (MAKALAH ETIKA UMUM)

Mini Cex (Mini Clinical Evaluation Exercise) dan Form Mini Cex