MAKALAH PATOFISIOLOGI USUS HALUS
MAKALAH
PATOFISIOLOGI
USUS
HALUS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alakum Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat karunia-Nya, penyusun dapat
menyelesaikan tugas makalah patofisiologi “Usus Halus”.
Dalam penulisan makalah ini mendapat bantuan
dari berbagai pihak dan sumber tertulis. Oleh karena itu penyususn ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas makalah yang akan datang.
Semoga kehadiran makalah ini mampu menjadi tambahan wawasan informasi
penting bagi kita semua.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Yogyakarta,
Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PEDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah...........................................................................................1
C.
Tujuan.............................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A.
Anatomi
Usus Halus.......................................................................................2
B.
Anatomi
Fungsional Usus
Halus....................................................................3
C.
Fungsi
Usus Halus..........................................................................................4
D.
Fungsi
Pergerakan Usus
Halus.......................................................................4
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
....................................................................................................7
B.
Saran...............................................................................................................7
Daftar Pustaka..........................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan yang kita konsumsi setiap hari akan dicerna
oleh sistem di dalam tubuh. Sistem ini terdiri dari beberapa organ yang saling
berhubungan membentuk sistem yang dinamakan sistem pencernaan. Sistem pencernaan atau sistem
gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi
zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta
membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses
tersebut dari tubuh menjadi veses yang keluar melalui anus.
Makalah ini akan membahas anatomi dan fisiologi
tentang salah satu organ dalam sistem pencernaan yaitu usus halus. Organ ini
penting untuk dipelajari karena usus halus memiliki peranan yang sangat penting
dalam sistem pencernaan. Usus halus berfungsi memecah bahan-bahan makanan yang
kompleks menjadi bentuk yang sederhana dengan proses digesti yang umumnya
dengan proses hidrolisis agar mudah di absorbsi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
anatomi usus halus?
2. Bagaimanakah
anatomi fungsional usus halus?
3. Bagaimanakah
fungsi usus halus?
4. Bagaimanakah
fungsi pergerakan usus halus?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui anatomi usus halus?
2. Untuk
mengetahui anatomi fungsional usus halus?
3. Untuk
mengetahui fungsi usus halus?
4. Untuk
mengetahui fungsi pergerakan usus halus?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak di antara lambung dan usus
besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang
mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus
melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah
kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus
halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar (M
sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah
Luar ). Panjang usus halus lebih kurang 8.25 meter.Usus halus terdiri dari tiga
bagian yaitu usus dua belas jari(duodenum), usus
kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum).
1. Usus
dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas
jari atau duodenum adalah bagian dari usus
halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus
kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari
merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan
berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus
dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua
belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung
empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa
Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas
jari. Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
2. Usus
Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang
sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus
halus, di antara usus dua belas jari (duodenum)
dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa,
panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan
digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan
terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari
usus. Secara histologis dapat dibedakan
dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar
Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus
penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis. Jejunum diturunkan
dari kata sifat jejune yang berarti "lapar" dalam bahasa
Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang
berarti "kosong".
3. Usus
Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah
bagian terakhir dari usus
halus. Pada sistem
pencernaan manusia, )ini
memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum,
dan dilanjutkan oleh usus
buntu. Ileum memiliki pH antara
7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan
garam-garam empedu.
B.
Anatomi
Fungsional Usus Halus
Kontraksi usus halus disebabkan oleh aktifitas otot
polos usus halus yang terdiri dari 2 lapis, yaitu: lapisan otot polos
longitudinal yang terletak dibagian luar dan lapisan otot sirkuler yang
terletak disebelah dalam. Lapisan otot sirkuler lebih tebal dari lapisan otot
longitudinal, dan kedua lapisan otot semakin kearah distal akan semakin tipis
sampai mencapai ileocaecal junction.
Usus halus mendapat persarafan dari susunan saraf
otonom dan susunan saraf enteric melalui pleksus mienterikus yang terdapat
diantara lapisan otot longitudinal dan sirkuler, serta pleksus submukosa.
C.
Fungsi Usus
Halus
Usus halus Mempunyai fungsi, yaitu: Fungsi
Pergerakan, yaitu: gerakan segmentasi dan gerakan peristaltic, Fungsi Sekresi, Digesti,
Absorbsi. Usus halus menghasilkan enzim tersendiri :Enterokinase, merubah
tripsinogen menjadi tripsin, Amnopeptidase, merubah aminopeptida menjadi
dipeptida, Dipeptidase, merubah dipeptida menjadi asam amino, Sukrase, merubah
sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa., Maltase, merubah maltosa menjadi 2
glukosa, Laktase, merubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
D. Fungsi Pergerakan Usus Halus
Pergerakan usus halus berfungsi agar proses digesti
dan absorbsi bahan-bahan makanan dapat berlangsung secara maksimal. Pergerakan
pada usus halus terdiri dari:
1. Pergerakan
Segmentasi atau mencampur (mixing)
Pergerakan
mencampur (mixing) atau pergerakan segmentasi yang mencampur makanan dengan
enzim-enzim pencernaan agar mudah untuk dicerna dan diabsorb. Otat yang
terutama berperanan pada kontraksi segmentasi untuk mencampur makanan adalah
otot longitudinal. Bila bagian mengalami distensi oleh makanan, dinding usus
halus akan berkontraksi secara lokal. Tiap kontraksi ini melibatkan segmen usus
halus sekitar 1-4 cm. Pada saat satu segmen usus halus yang berkontraksi
mengalami relaksasi, segmen lainnya segera akan memulai kontraksi, demikian
seterusnya. Bila usus halus berelaksasi, makanan akan kembali keposisisnya
semula. Gerakan ini berulang terus sehingga makanan akan bercampur dengan enzim
pencernaan dan mengadakan hubungan dengan mukosa usus halus dan selanjutnya
terjadi absorbsi.
Kontraksi
segmentasi berlangsung oleh karena adanya gelombang lambat yang merupakan basic
electrical rhytm (BER) dari otot polos saluran cerna. Proses kontraksi
segmentasi berlangsung 8 sampai 12 kali/menit pada duodenum, 9 kali/menit, dan
sekitar 7 kali/menit pada ileum, dan setiap kontraksi berlangsung 5 sampai 6
deik.
2. Pergerakan
Peristaltik atau Propulsif
Pergerakan
profulsif atau gerakan peristaltic yang mendorong makanan kea rah usus besar
(colon). Pembagaian pergerakan ini sebenarnya sulit dibedakan oleh kareana
sebagianbesar pergerakan usus halus merupakan kombinasi dari kedua gerakan
tersebut di atas. Gerakan peristaltic pada usus halus mendorong makanan menuju
kearah kolon dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm/detik, dimana pada bagian
proksimal lebih cepat dibandingkan pada bagian distal. Gerakan peristaltic ini
sangat lemah dan biasanya menghilang setelah berlangsungsekitar 3 sampai 5 cm,
dan jarang lebih dari 10 cm. rata-rata pergerakan makanan pada usus halus hanya
1 cm/menit. Ini berarti pada keadaan normal , makanan dari pylorus akan tiba di
ileocaecal junction dalam waktu 3-5 jam.
3. Fungsi
Sekresi Usus Halus
Usus
menghasilkan mucus dan liur pencernaan yang berfungsi untuk melindungi duodenum
dari asam lambung. Mukus yang dihasilkan oleh kelenjar mucus – kelenjar
Brunner’s – yang berlokasi antara pylorus dan papilla vater, dimana liur
pangkreas dan empedu masuk ke duodenum. Kelenjar ini menghasilakn mucus akibat
adanya rangsangan saraf vagus serta hormone sekretin, saraf simpatis menghambat
sekresi mucus.
Kriptus
Lieberkhn (Crypts of Lieberkhn) menghasilakn liur pencernaan 1800 ml/hari.
Cairan ini sedikit alkalis dengan pH 7,5 – 8,0 serta dengan cepat diabsorbsi
kembali olehvili. Proses sekresi oleh kriptus Lieberkhn terjadi melalui
transport aktif. Toksin cholera dapat menyebabkan sekresi cairan, terutama pada
daerah jejunum sangat meningkat. Pada serangan cholera, sekresi cairan dapat
mencapai 5-10 liter sehingga menyebabakn syok akibat dehidrasi berat.
4. Digesti
Usus Halus
Pencernaan
di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan sekresi
empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan
monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan
menjadi fragmen peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat
direduksi menjadi disakarida dan beberapa monosakarida. Dengan demikian proses
pencernaan lemak selesai dalam lumen usus halus tapi pencernaan protein dan
karbohidrat belum.
Dari
permukaan luminal sel-sel epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti
rambut yang disebut Brush Border, yang mengandung tiga kategori enzim, yaitu :
a. Enterikinase,
mengaktifkan enzim pankreas tripsinogen.
b. Golongan
disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan
karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida
penyusunnya.
c. Golongan
aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam aminonya,
sehingga pencernaan protein selesai .
5. Absorbsi
Usus Halus
Semua produk
pencernaan karbohidrat, protein dan lemak serta sebagian besar elektrolit,
vitamin dan air dalam keadaan normal diserap oleh usus halus. Sebagian besar
penyerapan berlangsung di duodenum dan jejenum, dan sangat sedikit yang
berlangsung di ilieum
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Usus halus terletak di antara lambung dan usus
besar. Lapisan usus halus yaitu: lapisan mukosa (sebelah
dalam), lapisan otot melingkar (Muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang (Muskulus
Longitidinal) dan lapisan serosa. Panjang usus halus lebih kurang 8.25 meter
dan t terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari(duodenum),
Usus kosong (jejunum), dan usus
penyerapan (ileum). Fungsi usus halus meliputi fungsi
Pergerakan (gerakan segmentasi dan gerakan peristaltic), Digesti, Absorbsi
B. Saran
Mahasiswa
diharapkan menambah wawasan pengetahuan dengan menambah bacaaan memalui
internet, buku maupun jurnal penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Baugman, Diane C dan Hackley, Joan C.
2011. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Untuk Brunner dan Suddarth. Alih
bahasa: Yasmin Asih. Jakarta: EGC. Carpenito
Buranda, Theopilus Dkk. 2008. Anatomi Umum. Makassar: Bagian Anatomi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin.
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktek
Klinis. Jakarta: EGC.
Ester, Monica. 2009. Keperawatan Medikal Bedah: Pendekatan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Moyet, Lynda Juall. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi
10. Jakarta: EGC
Yusuf, Irawan. 2005. Fisiologi Sistem Gastro-Intestinal. Makassar: Bagian Ilmu Faal,
Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin.
Komentar
Posting Komentar