Analisis Jurnal: METODOLOGI PENELITIAN DAN BIOSTATISTIK
METODOLOGI PENELITIAN DAN BIOSTATISTIK
1.
Identitas
Jurnal
a.
Nama Jurnal :
Sexual And Reproductive Healthcare
b.
Publisher :
Elsevier BV
c.
H-Index :
18 H index
d.
Quartil :
Q1
2.
Hasil Parafrashe
a.
Abstrak
Tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penentu
praktik higienis menstruasi dan efeknya terhadap Infeksi Saluran Reproduksi pada
wanita yang pernah menikah di India. Metode: Data
Rumah Tangga Tingkat Distrik dan Fasilitas-3 (DLHS) India telah digunakan dalam
penelitian ini. Responden merupakan wanita yang pernah menikah (N = 577.758)
dalam kelompok usia 15–49. Tenik penelitian secara bivariate dan multivariat menggunakan
analisis statistik SPSS IBM 20. Efek sosial ekonomi individu, faktor demografi
dan ginekologi pada praktik higienis menstruasi, Infeksi Saluran Reproduksi dan
pengeluaran pervaginam (keputihan) dihitung menggunakan regresi logistik biner.
Hasil: Sebanyak 15% wanita menggunakan pembalut/kain selama menstruasi di
India. Infeksi saluran reproduksi dan keputihan berhubungan positif dengan
tidak menggunakan metode higienis. Wanita yang menggunakan metode tidak
higienis selama menstruasi lebih cenderung memiliki gejala Infeksi saluran
reproduksi (OR = 1,046, p <0,001, CI = 1,021-1,071) dan keputihan (OR =
1,303, p <0,001, CI = 1,266-1,4141). Kesimpulan: Gejala infeksi saluran
reproduksi mungkin beragam dan tidak hanya terbatas pada praktik hygiene selama
menstruasi yang kurang baik, walaupun ini mungkin salah satu alasan penyebab morbiditas
reproduksi. Kesadaran, keterjangkauan dan privasi adalah beberapa masalah utama
yang perlu mendapat perhatian segera dalam promosi kesehatan penggunaan
pembalut selama masa menstruasi.
b.
Pendahuluan
Seorang wanita cenderung
menghabiskan lebih dari 1800 hari dalam hidupnya menstruasi. Dengan kata lain,
itu adalah sekitar 5 tahun dari rentang hidupnya dihabiskan untuk pendarahan.
Onset menstruasi adalah salah satu yang paling banyak perubahan fisiologis
penting yang terjadi pada anak perempuan. Haid adalah tanda awal kematangan fisiologis
pada anak perempuan yang umumnya dimulai antara usia 11 dan 15 tahun. Pembalut, pad dan kain, sering idunakan selama
menstruasi untuk menampung darah menstruasi. Penggunaan kain umumnya berada di kalangan pedesaan dan wanita
miskin. Banyak kasus menggunakan pakaian lama dan robek untuk digunkan selama
menstruasi guna menampung darah menstruasi, kain ini biasanya kotor dan
terinfeksi karena mereka tidak dicuci dengan benar dan sering dikeringkan di
tempat-tempat yang tidak ada sinar matahari langsung.
Sekitar 1% dari perempuan di India
tidak menggunakan apapun selama masa menstruasi. Menurut Sensus India 2011,
wanita usia reproduksi mencapai seperempat dari total penduduk. Statistik
mengungkapkan bahwa prevalensi penggunaan pembalut wanita yang menikah di India
sangat rendah (11,2%). Di India, 300 juta wanita dalam kelompok usia
reproduksi, dan sekitar 85% wanita yang pernah menikah tidak menggunakan metode
higienis. Kebutuhan kebersihan menstruasi menjadi perhatian penelitiaan karena tidak
adanya vulva hygiene yang baik selama menstruasi menjadi salah satu faktor yang
berkontribusi untuk morbiditas kesehatan reproduksi di kalangan wanita. Temuan
dari sebuah penelitian yang dilakukan di India menunjukkan siswi yang sekolah
dipedesaan menggunakan pakaian lama atau kain yang direbus dalam air dan
dikeringkan sebelum digunakan kembali menderita infeksi genital. Lebih dari
setengah para wanita yang tidak
menggunakan metode higienis selama waktu menstruasi menderita ofvaginitis. Penelitian
lain juga mendapatkan bahwa prevalensi Infeksi Saluran Reproduksi lebih tinggi
di antara wanita yang menggunakan jenis kain apa pun, apakah bersih atau tidak
bersih dibandingkan dengan mereka yang menggunakan sanitasi serbet. Namun,
hubungan antara higienis / kebiasaan menstruasi yang tidak higienis dan
morbiditas kesehatan reproduksi berada pada tahap awal penyelidikan dan
membutuhkan penelitian lebih lanjut. Studi sebelumnya tentang Kebersihan menstruasi
di India sebagian besar didasarkan pada data tingkat mikro dari berbagai
kantong negara dan tidak mewakili skenario seluruh negara tentang masalah
higiene menstruasi.
c.
Pembahasan
Prevalensi penggunaan pembalut
wanita penelitian di Dehradun kumuh menemukan bahwa sekitar 13% perempuan
menggunakan pembalut wanita. Penelitian lain menyebutkan prevalensi penggunaan
pembalut wanita di kalangan remaja gadis-gadis menemukan 13%. Menurut ke DLHS,
penggunaan pembalut wanita dan serbet lokal yang disiapkan di antara wanita
yang pernah menikah adalah 14,7%. Namun, sebuah penelitian juga menunjukkan
prevalensi sedikit lebih tinggi dalam penggunaan pembalut sekitar 19%.
Salah satu faktor penentu penting
dalam menggunakan metode higienis adalah status sosiol ekonomi wanita. Pendidikan,
status ekonomi dan status sosial sangat menentukan dalam penggunaan metode
higienis. Perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih cenderung
menggunakan metode higienis dan juga wanita ekonomi atas lebih condong
penggunaan higienis metode. Namun, prevalensinya penggunaan metode higienis di
antara kategori sosio-ekonomi yang lebih tinggi tidak terlalu tinggi, misalnya
hanya separuh dari wanita terkaya menggunakan metode higienis. Meskipun
prevalensi metode higienis di antara wanita terkaya adalah yang tertinggi
dibandingkan dengan yang lain faktor sosio-ekonomi dan demografi, prevalensinya
tidak ada dekat dengan universal. Temuan ini menunjukkan bahwa aspek
sosial-ekonomi sendiri tidak cukup dalam menanamkan praktik-praktik higienis di
kalangan perempuan. Penelitian ini juga mendukung kesadaran tentang kebersihan
pribadi memiliki kontribusi yang signifikan dalam higienis selama menstruasi.
Secara umum, media adalah sumber
yang sangat berpengaruh dalam menanamkan pengetahuan. Dengan demikian itu bisa menjadi
sumber penting untuk menghasilkan informasi mengenai praktik higienis
menstruasi dan risiko infeksi dalam kasus memanjakan dalam praktek yang tidak
higienis. Studi ini menemukan bahwa penggunaan metode higienis sangat banyak
lebih tinggi di antara wanita suku dibandingkan dengan wanita dari Kasta
Terdaftar atau Kelas Mundur Lainnya. Secara historis, banyak suku kelompok
dianggap primitif dan tunduk pada geografi isolasi. Seringkali mereka tinggal
di daerah terpencil tanpa aksesibilitas yang memadai ke pasar.
Tujuan utama dari penelitian ini
adalah untuk menguji hubungannya antara praktek higienis menstruasi dan
hubungannya dengan reproduksi morbiditas terkait kesehatan. Meskipun studi ini
ditemukan infeksi saluran reproduksi dan keputihan abnormal memiliki hubungan
dengan penggunaan metode higienis / tidak higienis selama waktu menstruasi, ada
banyak faktor lain infeksi saluran reproduksi seperti pola hidup tidak baik,
fasilitas sanitasi yang tidak memadai seperti kurangnya fasilitas toilet, dan kebiasaan
membuang sampah sembarangan. Namun, faktor psiko-sosial secara signifikan
berhubungan dengan keputihan abnormal. Data set yang digunakan dalam penelitian
tidak memberikan informasi seperti seberapa sering para wanita mengganti
pembalut atau kain, seberapa sering mereka mencuci daerah genital selama
menstruasi, seberapa sering mereka mencuci area genital, apakah mereka
menggunakan pakaian bersih atau pakaian kotor selama menstruasi periode. Semua
faktor ini mungkin telah memberikan yang lebih baik pemahaman tentang hubungan
antara praktik higienis menstruasi dan gejala RTI dan keputihan abnormal apa
pun.
Praktek-praktek yang tidak higienis
dapat menyebabkan infeksi di daerah genital, ISK dan infeksi saluran
reproduksi. Pengukuran infeksi saluran reproduksi dan keputihan didasarkan pada
pengakuan sendiri, Insiden infeksi
saluran reproduksi dan cairan vagina tidak diuji secara klinis. Namun, satu
studi menunjukkan studi berbasis komunitas sebagai sumber penting untuk
memperkirakan prevalensi infeksi saluran reproduksi. Keterbatasan penelitian ini
adalah ada sejumlah wanita yang menggunakannya kombinasi pembalut dan kain
reusable. Namun, mereka dianggap telah terlibat praktek yang tidak higienis
dalam penelitian ini karena wanita yang menggunakan bersih atau pakaian yang
tidak bersih rentan terhadap infeksi saluran reproduksi bandingkan dengan mereka
yang menggunakan pembalut.
d.
Simpulan
Studi ini mengungkapkan bahwa
sebagian kecil wanita menggunakan metode higienis selama menstruasi untuk
mencegah noda darah India. Meskipun para wanita dari yang lebih tinggi status
sosio-ekonomi memiliki penggunaan yang tinggi dibandingkan dengan wanita dari strata
sosial ekonomi rendah, penggunaan metode higienis di antara mereka jauh dari
memuaskan. Ada hubungan negatif antara penggunaan metode higienis dan dan keputihan. Meskipun faktor dan gejala infeksi
saluran reproduksi banyak dan tidak terbatas pada menstruasi yang tidak
higienis praktik, ini mungkin salah satu faktor yang berkontribusi menyebabkan infeksi
saluran reproduksi dan keputihan abnormal. Pemerintah harus memberikan subsidi pembalut
wanita di pusat kesehatan desa untuk mempromosikan penggunaan pembalut saat
menstruasi. \Gadis remaja di sekolah harus diberikan pengetahuan tentang
praktik-praktik higienis. Demikian pula, perempuan dan laki-laki sama-sama
perlu disadarkan tentang praktek kebersihan selama menstruasi.
3.
Artikel
Jurnal
a.
Judul Penelitian
Hubungan perilaku kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan
pada siswi kelas XI di MAN Godean Sleman.
b.
Outline Tinjauan Pustaka
1)
Organ reproduksi wanita
a)
Organa genetalia eksterna
(1)
Labia mayora
(2)
Labia minora
(3)
Vestibulum
(4)
Clitoris
(5)
Radix clitoridis
(6)
Bulbus vestibuli
(7)
Corpus clitoridis
(8)
Glans clitoridis
(9)
clitoridis
(10)
Glandula vestibuli mayora
(11)
Glandula parauretrales
(12)
Orificium vagina
b)
Organa genetalia interna
(1)
Ovaium
(2)
Tuba falopi
(3)
Serviks
2)
Keputihan
a)
Pengertian
b)
Faktor penyebab keputihan
c)
Penyebab Keputihan patologis
(1)
Jamur Candida
(2)
Parasit Tricomonas
Vaginalis
(3)
Bakteri
(4)
Virus
(5)
Chlamydia
trachomatis
3)
Perilaku
a)
Pengertian
b)
Perilaku personal kebersihan
c)
Cara merawat organ reproduksi
c.
Kerangka
Konsep
Diteliti
Tidak diteliti
d.
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara perilaku perilaku kebersihan genetalia eksterna dengan
kejadian keputihan.
e. Definisi
Operasional Variabel
No
|
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Alat Ukur
|
Cara Ukur
|
Hasil Ukur
|
Skala
|
1
|
Keputihan
|
Jawaban responden
terhadap pertanyaan kuisioner tentang keputihan
|
Kuisioner
|
Kuisioner sejumlah 10 pertanyaan dengan jawaban iya
dan tidak
|
1. Tidak keputihan
jika responden menjawab iya ≥5 pertanyaan
2 keputihan jika
responden menjawab iya <5 pertanyaan
|
Nominal
|
2
|
Perilaku
kebersihan genetalia eksterna
|
Pernyataan siswi
pada saat pengumpulan data tentang perilaku kebersihan genetalia eksterna.
|
Kuisioner
|
Mengisi uisioner
perilaku siswi tentang keputihan 14 nomor
|
1 baik jika skor
≥ median 24
2 tidak negatif
jika skor < median 24
|
Ordinal
|
Komentar
Posting Komentar