SUNAH BERSIWAK DALAM KESEHATAN
SUNAH BERSIWAK DALAM KESEHATAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alakum
Wr. Wb
Alhamdulillah puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, dan berkat karunia-Nya, penyusun
dapat menyelesaikan tugas analisis jurnal “Sunah Bersiwak dalam
Kesehatan”.
Dalam penulisan makalah ini mendapat bantuan
dari berbagai pihak dan sumber tertulis. Oleh karena itu penyususn ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas makalah yang akan datang.
Semoga kehadiran makalah ini mampu menjadi
tambahan wawasan informasi penting bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Judul..........................................................................................................i
Kata
Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar
Isi.................................................................................................................iii
BAB
I PEDAHULUAN
A.
Latar
Belakang................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah...........................................................................................1
C.
Tujuan.............................................................................................................2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah
dan Pengenalan
Siwak.......................................................................3
B. kandungan
siwak............................................................................................3
C. bentuk
sediaan siwak......................................................................................5
D. Cara
pemakaian kayu siwak...........................................................................6
E. Efek
penggunaan kayu siwak terhadap plak...................................................7
F. Keutamaan
siwak...........................................................................................7
BAB III ANALISIS JURNAL
A. Analisi............................................................................................................8
BAB
IV Rekomendasi
A. Rekomendasi..............................................................................................10
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan...................................................................................................11
B.
Saran.............................................................................................................11
Daftar
Pustaka........................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siwak telah banyak digunakan didaerah Timur Tengah
untuk mengunyah dan menyikat gigi dengan sebatang kayu kecil. Selain untuk membersihkan gigi, bersiwak
adalah salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. Siwak telah digunakan oleh Bangsa
Arab Kuno, Kerajaan Babilonia, Yunani
dan Romawi. Siwak memiliki sebutan yang berbeda disetiap negara. Masyarakat
Tanzania menyebut miswak, sedangkan Pakistan dan Indosa menyebut Datan.
Beberapa orang menganggap siwak tidak higienis. Anggapan adalah salah dengan
dibuktikan melalui Penelitian oleh King Saud University (KSU) bahwa proses
mengunyak siwak secara berulang menghasilkan getah segar dan silika yang
berfungksi membersihkan dan memutihkan gigi (Handasah, 2016).
Aktivitas berkumur merupakan pencegahan penyakit
rongga mulut secara kimiawi. Obat kumur bermanfaat untuk membersihkan mulut
dari debris, agen antibakteri, mencegah dan mengurangi akumulasi plak serta
mengurangi aktifitas mikroorganisme yang menyebabkan bau mulut sehingga
sehingga meningkatkan kesehatan gigi dan mulut (Elley, 2010).
Hadis Riwayat Muslim yang diriwayatkan dari Abdillah
bin Zubair, diriwayatkan dari Aisyiyah bahwa bersiwak adalah salah satu dari
sepuluh fitrah manusia. Hal inilah yang akan dibahas dalam penugasan Kebidanan
Dalam Islam ini dengan menganalissi
jurnal sunah Nabi Muhammad SAW tentang
bersiwak terkait Kesehatan.
B. Batasan Masalah
1. Bagaimna
sejarah dan pengenalan siwak?
2. Apasajakah
kandungan siwak?
3. Bagaimana
bentuk sediaan siwak?
4. Bagaimana
cara pemakaian kayu siwak?
5. Apasajakah
efek penggunaan kayu siwak terhadap plak?
6. Bagaimanakah Keutamaan siwak?
C. Tujuan
Untuk menganalisis sunah Islam terkait bersiwak
dalam kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah dan Pengenalan Siwak
Pada kebanyakan negara muslim, alat pembersih gigi
dan mulut yang populer digunakan adalah kayu siwak. Siwak atau miswak diperoleh
dari akar, ranting dan batang tanaman Salvadora Persica yang tumbuh di dataran
Timur Tengah dan biasa digunakan sebagai sikat gigi guna membersihkan gigi dan
struktur gingiva. Pemakaian siwak merupakan tradisi ke-Islaman yang dilakukan
oleh bangsa Arab kuno, Babilonia, Yunani dan Romawi. Siwak dipercaya juga
digunakan sebagai aktifitas pembersihan dan keagamaan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad S.A.W sekitar tahun 600 SM.
Tanaman Salvadora Persica yang juga dikenal sebagai
pohon arak merupakan tumbuhan yang memiliki ukuran tidak terlalu besar dan
memiliki diameter sekitar satu kaki, tinggi 4-6 meter, berbatang lembut dan
berwarna putih. Tumbuhan yang mampu hidup hingga usia 25 tahun ini memiliki
batang dan akar yang berpori-pori dan mudah dihancurkan oleh gigi. Akar tanaman
ini menggembung dan akan menjadi lembut bila direndam di dalam air. Salvadora
Persica ataupun siwak dipercaya memiliki kemampuan untuk membersihkan plak dan
memelihara kesehatan rongga mulut.
Siwak merupakan kayu sugi yang
banyak digunakan pada negara berkembang sebagai sikat gigi tradisional. Selain
karena alasan religius dan sebagai tradisi, pemakaian siwak juga didasarkan
atas segi ekonomis siwak dibandingkan sikat gigi komersil, namun tetap diyakini
siwak efektif dalam membersihkan gigi.
B. Kandungan Siwak
Siwak ataupun miswak mengandung unsur-unsur yang
bermanfaat dan memiliki kemampuan membersihkan gigi dan mulut. Penelitian yang
dilakukan para ahli melaporkan tumbuhan ini memiliki banyak kandungan
bermanfaat.
Tabel
1. Kandungan bahan alami siwak dan efek biologisnya16
Komponen Siwak
|
Efek Biologis
|
Sodium klorida
|
Antiphlogistic, anti
jamur, anti bakteria,
|
|
menstimulus gingiva,
menyingkirkan
|
|
kalkulus dan stein
ekstrinsik
|
Potassium Klorida
|
Antiphlogistic, anti
jamur, anti bakteria,
|
|
menstimulus gingiva
dan menyingkirkan
|
|
kalkulus dan stein
ekstrinsik
|
Sulfur dengan
kandungan organik
|
Antiphlogistic, anti jamur,
anti bakteria dan
|
salvadourea
|
menstimulus gingiva
|
Asam olat
|
Anti jamur,
melindungi DNA dari spesies
|
|
oksigen reaktif dan
aktifitas anti bakteria
|
Asam linoleat
|
Anti jamur dan anti
bakteria
|
Trimethylamine
|
Antiphlogistic, anti
bakteria dan
|
|
menstimulus gingiva
|
Thiocyanate,
benzylisothiocyanate
|
Anti bakteria, anti
jamur, aktifitas anti virus
|
dan nitrat
|
dan anti kariogenik
|
Silika
|
Bahan abrasif
penyingkir plak dan stein
|
Vitamin C
|
Membantu meyembuhkan
luka dan
|
|
memperbaiki jaringan,
anti aktifitas
|
|
scorbutic, mengobati
sariawan dan gusi
|
|
berdarah
|
Resin
|
Aksi protektif dengan
membentuk lapisan di
|
|
atas permukaan enamel
|
Tannin
|
Astringen dan
menstimulus saliva
|
Saponin
|
Anti bakteria dan
anti jamur
|
N-benzyl-2
phenylacetamide
|
Aktifitas antimikroba
|
Lignan
|
Aktifitas antimikroba
|
Flavenoid
|
Anti bakteria, anti
jamur, anti virus dan
|
|
aktifitas sitotoksik
|
Fluoride
|
Anti kariogenik dan
membantu
|
|
remineralisasi gigi
|
Minyak esensial
(Benzyl nitril,
|
Anti bakteria dan
menstimulus saliva
|
egenol thymol,
isothymol,
|
|
eucalyptol,
soterpinolene dan
|
|
gamma-caryaphyllene)
|
|
Sodium bikarbonat
|
Efek dentifrice
|
Alkaloid Nitrogen
dengan
|
Anti jamur, anti
bakteria, menstimulus
|
kandungan organik
salvadorine
|
gingiva dan aktifitas
sitotoksik
|
Kalsium
|
Menghambat
demineralisasi enamel dan
|
|
remineralisasi gigi
|
Adanya kandungan alami Salvadora persica memberikan
manfaat biologis bagi pemakai siwak terutama terhadap kesehatan rongga mulut.
Jumlah kandungan yang besar dari trimethylamine, salvadourea, salvadorine dan
golongan klorida pada siwak mampu menjadi anti bakteria, antiphlogistic dan
penstimulus gingiva.
C. Bentuk Sediaan Siwak
Selain digunakan sebagai alat pembersih gigi, siwak
juga digunakan dalam bentuk sediaan lainnya, sebagai:
1. Pasta
gigi
Pasta
gigi yang mengandung ekstrak siwak, selain mengandung bahan-bahan alami dari
ekstrak siwak atau Salvadora Persica juga mengandung bahan-bahan kimia tambahan
sehingga menjadi bentuk pasta yang dapat dipakai dengan sikat gigi. Beberapa
merk pasta gigi yang diproduksi dari Salvadora Persica seperti pasta gigi
Sarkan (U.K.), pasta gigi Quali (Swiss), pasta gigi Epident (Mesir), pasta gigi
Epident-F (Indonesia), Fluoroswak (Pakistan) dan Dentacare Miswak Plus (Arab
Saudi).
2. Obat
kumur
Ekstrak
kayu siwak dapat dijadikan obat kumur, namun belum ada satupun merk yang
ditemukan di pasaran.
3. Bahan
irigasi endodonti
Kayu
siwak memiliki kandungan anti mikroba yang dapat dijadikan sebagai bahan
irigasi endodonti. Kandungan kayu siwak mampu menyembuhkan jaringan setelah empat
jam pemberian ekstrak kayu siwak.
D. Cara Pemakaian Kayu Siwak
Kayu siwak dapat digunakan sebagai alat pembersih
gigi dan lidah. Bagian dorsal lidah dapat dibersihkan dengan cara mematahkan
kayu siwak sehingga menjadi bentuk V dan digunakan untuk mengikis lidah guna
menyingkirkan plak. Sebagai alat pembersih gigi, cara pemakaian kayu siwak
pertama dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air agar mendapatkan batang
yang lembut dari kayu siwak. Kemudian kunyah bagian ujungnya sehingga hancur
dan berjumbai seperti halnya bulu sikat gigi. Agar tidak merusak gingiva saat
dipakai, kayu sugi harus dikunyah hingga cukup lembut dan kemudian digosokkan
pada permukaan bukal, lingual dan oklusal dari setiap gigi. Kayu siwak biasanya
digunakan tanpa pasta gigi.
Ada dua teknik yang biasa dilakukan untuk
membersihkan gigi dengan menggunakan kayu siwak. Cara yang pertama dilakukan
dengan gerakan naik dan turun, sedangkan cara yang kedua dilakukan dengan
membuat gerakan memutar pada tiap gigi. Pemakaian kayu siwak dengan cara yang
kasar dapat menyebabkan resesi gingiva seperti halnya sikat gigi terutama pada
permukaan bukal. Kayu siwak yang kasar dan keras juga mendukung terjadinya hal
tersebut. Teknik berputar dianggap lebih baik untuk pembersihan gigi dan dapat memberikan
efek pemijatan dan menstimulasi gingiva.
Ada dua cara menggemgam kayu siwak untuk
membersihkan gigi yaitu: Genggaman pena,
yaitu siwak ditempatkan diantara jari telunjuk dan jari tengah serta ibu jari
disandarkan di depan kedua jari tersebut. Dua jari lainnya diletakkan di
telapak tangan. Genggaman telapak tangan, yaitu siwak digenggam menggunakan
empat jari dengan jari telunjuk berada di dekat ujung siwak. Ibu jari
ditempatkan berhadapan dengan jari telunjuk dan mengontrol pergerakan kayu
siwak.
E.
Efek
Penggunaan Kayu Siwak Terhadap Plak
Kayu siwak diketahui memiliki beberapa efek atas
penggunaannya. Kandungan dan cara penggunaan kayu siwak memberikan banyak
kegunaan terutama pada aktifititas bakteri. Pada daerah subgingiva dan
permukaan gigi dengan jarak berdekatan, secara normal dihuni oleh jenis bakteri
dalam jumlah dan jenis yang bervariasi. Seiring berjalannya waktu, bakteri yang
bersatu dalam koloni akan membentuk plak gigi. Apabila jumlah plak gigi masih
sedikit dan mampu ditolerir oleh pejamu, maka plak gigi tersebut tidak akan
menimbulkan penyakit periodontal. Namun apabila pejamu tidak lagi mampu
mengatasi pertumbuhan plak, maka dapat mengakibatkan penyakit pada gingiva
maupun jaringan periodontal. Kalkulus yang juga merupakan mineralisasi ataupun
kalsifikasi dari plak juga dapat dihindari.
Plak bakteri ataupun plak gigi diketahui sebagai
faktor utama atau pencetus terjadinya penyakit gigi dan mulut, sehingga
diperlukan adanya penyingkiran plak bakteri atau plak gigi dengan menggunakan
alat dan teknik yang tepat. Siwak merupakan salah satu alat kebersihan yang
dapat menyingkirkan plak dengan dua cara, yakni secara mekanis dan khemis.
F.
Kautamaan
Siwak
Keutamaan bersiwak sebagaimana dijelaskan
oleh baginda Rasulallah SAW :
1. Kalau
tidak memberatkan pada umatku maka aku akan perintahkan mereka untuk memakai
siwak setiap kali akan melaksanakan sholat (Riwayat Al Bukhory dan Muslim)
2. Siwak
itu adalah pembersih mulut, dan di siwak itu ada keridho’an Allah SWT, dan dapat
menerangkan penglihatan (Riwayat Al Bukhory)
3. Sholat
dua raka’at menggunakan siwak lebih baik daripada sholat tujuh puluh raka’at
tanpa memakai siwak (Riwayat Daarul Quthni)
4. Keutamaan
sholat memakai siwak atas sholat yang tidak memakai siwak, tujuh puluh kali
lipatnya ( Riwayat Ahmad , dan Ibn Khuzaimah, dan Al Hakim)
BAB III
ANALISIS JURNAL
A. Analisis
Saliva adalah cairan tubuh yang kompleks dan
memiliki peran penting yang terkait dengan proses biologi dalam rongga mulut.
Saliva memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan rongga mulut dari karies
dan penyakit periodontal. Salah satu fungsi saliva dalam menjaga kesehatan
mulut berkaitan dengan tingkat keasaman saliva (pH). pH saliva dapat
mempengaruhi kesehatan mulut yang berhubungan dengan karies dan penyakit
periodontal. Salah satu metode pencegahan yang bisa dilakukan adalah secara
kimiawi dengan menggunakan obat kumur. Salah satu obat kumur yang dapat digunakan
adalah miswak (Salvadora persica). Kandungan kimia ekstrak Salvadora persica
dapat mencegah menurunnya pH saliva karena memiliki efek bakterisida yang akan
mencegah produksi asam dari bakteri mulut, meningkatkan aktivitas buffer saliva
melalui peningkatkan sekresi saliva.
Berkumur dengan ekstrak Salvadora persica dapat
menjadi solusi dalam meningkatkan pH saliva dan dapat digunakan sebagai obat kumur
untuk menjaga kesehatan rongga mulut. Larutan ekstrak siwak mampu meningkatkan pH
saliva melalui komponen kimia yang dikandungnya, yaitu minyak esensial pada siwak
yang mengandung benzylisothiocyanate dapat memacu dan meningkatkan sekresi
saliva, merangsang aliran saliva, serta menambah jumlah
Peningkatan pH saliva juga dapat terjadi karena
kandungan kimiawi yang terdapat di dalam larutan ekstrak siwak merupakan antibakterial
yang dapat mencegah pembentukan asam oleh bakteri rongga mulut sehingga tidak terjadi
penurunan pH saliva. Peningkatan pH saliva yang terjadi pada penelitian ini
adalah dalam batas normal dan bukan pada tahap basa. pH saliva yang terlalu
basa dalam rongga mulut dapat merangsang deposisi dan penimbunan garam kalsium
dan fosfat sehingga memudahkan terjadinya kalkulus.
Siwak terbukti dapat bermanfaat pada rongga mulut
juga untuk mendapatkan sunah beribadan sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.
BAB IV
REKOMENDASI
A. Rekomendasi
Siwak memiliki manfaat yang sangat besar terutama
untuk kesehatan mulut. Selain itu siwak bersifat alami. Masyarakat dapat
menggunakan siwak sebagai bahan untuk membersihkan organ mulut. Karena akan
mempengaruhi PH saliva dan membunuh kuman-kuman. Selain bermanfaat untuk
kesehatan, penggunaan siwak juga sebagai bentuk ibadah sunah. Rasulullah SAW
telah meriwayatkan beberapa hadis terkait siwak. Sebagai seorang muslim,
hendaknya menjalankan sunah yang dianjurkan yang sudah teruji diberbagai
penelitian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siwak telah digunakan Rosullullah sejak dahulu.
Negara daerah Timur Tengah juga telah terbiasa menggunakan untuk membersihkan
organ mulut. Kandungan siwak terdiri dari Salvadora persica, Sodium klorida, Potassium
Klorida, Sulfur dengan kandungan organik salvadourea, Asam olat, Asam linoleat,
Trimethylamine, Thiocyanate, benzylisothiocyanate, Thiocyanate,
benzylisothiocyanate dan Nitrat. Bentuk sediaan siwak yaitu pasta gigi, obat
kumur dan irigasi orodanti. Penggunaan siwak dengan cara digosok dan dkunyah. Siwak
merupakan salah satu alat kebersihan yang dapat menyingkirkan plak dengan dua
cara, yakni secara mekanis dan khemis.
B. Saran
Penggunaan
pasta gigi dapat memilih varian yang mengandung bahan siwak.
DAFTAR PUSTAKA
Handasah, Wachidah. (2016). Siwak Gigi, Warisan Nabi. (Artikel Online). (https://www.republika.co.id/berita/koran/khazanahkoran/16/02/15/o2ku4613-siwak-sikat-gigi-warisan-nabi,
diakses pada 25 Oktober 2018)
Eley. (2010). Periodontics 6th. Edinburgh: Churchill Livingstone
Daib Al-Bigha, Musthafa. 2008. Kompilasi hukum islam Ala madzhab imam
syafi’I. Surabaya: Al-hidayah
PP Muhammadiyah. (2016). Tanya Jawab
Agama: Hukum Jenggot dan Cadar. (Artikel
Online) (http://www.suaramuhammadiyah.id/2016/03/19/hukum-tentang-jenggot-dan-cadar/,
diakses pada 23 Oktober 2018)
Adriyati, P. dan Oedijani S. (2011). Pengaruh Pemberian Larutan Ekstrak Siwak
(Salvadora persica) terhadap Pembentukan plak gigi. Artikel Karya Tulis Ilmiah,
FK UNDIP, Semarang. (Online)(http : // eprints. undip. ac. id /37057 /1/
Paramitha_A.pdf, 26/09/2013)
Al-Bayaty, F.H., Aiman H. A., Nidhal
A.W. A., and Mahmood A. A., 2010, Effect
of Mouth Wash Extracted From Salvadora persica (Miswak) on Dental Plaque
Formation: A Clinical Trail. Journal
of Medicinal Plants Research. 4(14)
h. 1446-1454
Komentar
Posting Komentar